Tips Menghadapi Hal Buruk Saat Trading
Ketika kita siap mendapatkan untung besar, maka kita juga harus siap dengan trading di keadaan buruk. Bagaimana caranya?
Kondisi pasar yang seringkali berubah-ubah dapat mengindikasikan
volatilitas harga yang cukup tinggi.
Volatilitas harga merupakan
besarnya jarak antara fluktuasi dan naik turunnya harga saham atau
valas. Keadaan tersebut merupakan gambaran dari perubahan permintaan dan
penawaran yang selalu ada setiap waktu, sekaligus menjadi wujud dari
harapan trader yang sedang bertransaksi, agar mereka bisa mendapatkan
profit yang lebih dari cukup.
Kenyataannya, ketimbang merencanakan sistem trading, trader justru lebih
banyak berkonsentrasi pada hasil dan keuntungan yang didapatkan demi
mencukupi kebutuhan mereka. Banyak sekali teman-teman trader yang sibuk
menghitung berapa Take Profit (TP) yang akan dihasilkan dalam transaksi.
Seringkali, mereka lupa mempersiapkan kondisi terburuk yang bisa
menimpa mereka sewaktu-waktu.
Maka dari itu, artikel ini akan memberikan Anda tips menarik untuk
trading di keadaan buruk. Fokus pada trading adalah kunci utama dalam
mencapai keberhasilan. Namun, fokus bukan berarti harus stand by di
depan komputer dengan memperhatikan chart saja. Ada baiknya Anda juga
memperhatikan poin-poin di bawah ini:
1. Jangan Panik
Apa perasaan Anda bila profit yang sudah didapat tiba-tiba menguap
begitu saja?
Apa perasaan Anda ketika melihat harga tidak sesuai dengan posisi
Anda?
Apa perasaan Anda bila transaksi mulai mengalami floating?
Apa perasaan Anda ketika salah pencet tombol buy atau sell?
Hal-hal di atas memang menjadi gambaran bagi Anda jika melakukan
kelalaian. Bisa dikatakan, salah satu yang menyebabkan seorang trader
merugi adalah munculnya rasa panik dan kemudian timbul rasa takut dalam
diri. Panik merupakan musuh terbesar yang dialami oleh semua trader.
Cara yang paling aman untuk mengatasinya adalah mencoba bersikap tenang.
Latihlah diri Anda untuk tenang dalam segala hal dan tidak mudah
terpengaruh oleh keadaan tak menentu.
Sebagai contoh, Anda pasti pernah melihat dokter dalam menangani
pasiennya. Mereka selalu bersikap santai dan tenang walau menangani
pasien kritis sekalipun. Sikap santai dan tenang dokter tersebut adalah
bentuk kesadarannya, karena bila dia ikut panik, maka pasien akan tambah
takut. Begitu juga dengan trading.
Bila sudah panik melihat harga
berlawanan dengan open position, biasanya akan timbul ketakutan dalam
diri Anda. Akibatnya, pikiran Anda tidak bisa menganalisis market secara
logis. Tanpa sadar, Anda akan memancing lebih banyak kekalahan dan
semakin terjebak dalam trading di keadaan buruk.
2. Menentukan Cut Loss
Dalam dunia trading, loss adalah nyata adanya, sedangkan profit baru
didapat setelah Anda mengalami kerugian. Disadari atau tidak, profit
yang Anda dapatkan diawali dari floating karena adanya spread atau
komisi. Oleh karena itu, jangan pernah takut saat Anda terkena floating.
Namun, awasi juga jika Anda floating terlalu lama, karena dapat
menyebabkan Equity semakin berkurang. Maka langkah yang paling jitu
ketika menghadapi trading di keadaan buruk seperti ini adalah dengan
melakukan cut loss.
Anggap saja loss merupakan biaya trading Anda; biaya operasional yang
harus dikeluarkan untuk mendapatkan profit.
Loss kadang kala tidak bisa
dihindari dan dikendalikan. Namun penting untuk diingat, jangan lakukan
cut loss ketika Anda sedang panik, terutama saat trading di keadaan
buruk.
Lakukanlah ketika kondisi market telah memberikan sinyal bahwa cut loss
memang perlu dilakukan. Jika Anda membiarkan rasa panik mengendalikan
dan menguasai perasaan Anda dalam bertrading, maka hal itu akan menjadi
bencana.
Kemudian poin yang juga perlu diperhatikan saat hendak melakukan cut
loss ialah, apabila masih ragu cut loss ketika trading di keadaan buruk,
Anda dapat menerapkan Stop Loss otomatis agar posisi dapat tertutup
saat mencapai kerugian tertentu.
Setelah cut loss Anda jadikan sebagai pedoman, langkah berikut yang
harus Anda pertimbangkan adalah menggunakan Money Management (MM)
sebagai patokan.
3. Memperhatikan Money Management
Salah satu faktor yang membuat kerugian trading semakin tak terkendali
ialah kurangnya Money Management. Kebanyakan trader justru sering
mengabaikan komponen ini, terutama saat trading di keadaan buruk.
Pemilihan penggunaan indikator, analisis, dan strategi justru tak akan
berarti apabila Anda tak menyadari betapa pentingnya Money Management.
Ketidakpekaan dalam mengatur Money Management dapat menyebabkan
kian besar. Padahal secara umum, menerapkan Money Management bertujuan
untuk meningkatkan profit dan meminimalisir terjadinya kerugian. Dengan
demikian, jelaslah bahwa agar Anda dapat terhindar dari trading di
keadaan buruk, maka Money Management perlu diterapkan.
Jadikan Money Management sebagai inti dari aktivitas trading. Hal itu
karena menerapkan Money Management berarti Anda telah mengamankan
pengaturan dana trading Anda dari rasa takut dan perasaan panik yang
menghantui Anda saat trading di keadaan buruk.
4. Menjauhi Overtrading
Overtrading
Yaitu membuka posisi trading baru dengan harapan memperoleh
profit yang lebih dari sebelumnya, tanpa dasar analisa yang kuat atau
bisa dibilang "aji mumpung".
Apabila tindakan itu juga didasarkan pada emosi sesaat, maka bukan
keuntungan yang akan diperoleh, melainkan kerugian demi kerugian.
Kegagalan saat melakukan Overtrading juga dapat berpengaruh pada kondisi
psikis trader. Bukannya bisa mendapat keuntungan yang diinginkan,
Overtrading justru akan semakin membuat kondisi mental semakin tertekan
karena sering mendatangkan kegagalan. Pada akhirnya, trader akan
menjadi pesimis dan tidak mau melakukan trading kembali.
5. Jangan Berhenti Belajar
Poin terakhir ini juga menjadi hal yang perlu diperhatikan ketika
trading di keadaan buruk. Pada dasarnya, belajar trading forex menjadi
kunci yang akan membawa Anda pada kemajuan-kemajuan secara bertahap.
Kenapa demikian?
Dengan konsisten belajar, Anda akan terus-menerus melakukan evaluasi dan
melihat kondisi apa yang mengakibatkan Anda mengalami kegagalan dalam
trading, agar ke depan bisa menghindari kerugian akibat
kesalahan-kesalahan yang sama. Di saat trading berikutnya, Anda sudah
paham dan bisa menentukan sikap saat mengalami trading di keadaan buruk.
Kesimpulan
Kegagalan trading di keadaan buruk disebabkan oleh beberapa faktor.
Namun dari sekian banyak penyebab tersebut, faktor paling utama adalah
ketakutan dan kepanikan yang datang dari diri sendiri.
Cobalah untuk tetap rileks dan santai. Bila memang kondisi pasar tidak
sesuai dengan transaksi, Cut Loss sangat diperlukan untuk menghindari
kerugian. Jangan lupa terapkan Money Management dengan bijak, jangan
sering berkompromi dengan Overtrading, dan tentunya, teruslah belajar.
Dengan memperhatikan kelima poin yang telah diuraikan di atas,
kemungkinan Anda sudah siap menghadapi trading di kondisi terburuk.
Untuk menjaga kondisi psikologis trading tetap stabil di kala market
bergejolak, banyak pakar menyarankan untuk menjauh sementara dari pasar
agar emosi trading tidak ikut terpengaruh oleh volatilitas harga yang
tidak menentu